0 Puisi Aku yang Masih Sama

6 Juni 2014

Puing-puing kisah berserakan di sarang logika
Mengotori akal dengan seonggok trauma
Menyendat menutupi aliran darah
Hingga otakku beku kebas tanpa nafas
Hampir saja aku mati diserang puing-puing kisah nostalgia

Sejatinya aku adalah aku
Yang dulu, kini, dan nanti
Aku adalah aku yang tetap dengan raga yang sama
Tapi aku bukan aku
sebab jiwa semakin lama akan semakin lenyap
Logika akan berkembang dan aku pada masa lalu akan mati
Mati bersama cerita-cerita lama

Bila aku dapat menghentikan dunia
Akan kuletakkan waktu di titik bahagia
Tiada ku ubah porosnya
Biarkan dunia penuh dengan gelak tawa
Bukan tangisan ataupun ketakutan
Bukan penistaan ataupun penindasan
Bukan penyiksaan bukan!
Hanya kasih sayang yang akan memenuhi pipa-pipa kehidupan

Hidup dan uap adalah sama
Sebentar kelihatan lalu lenyaplah kemudian
Jika selalu saja terpuruk dalam ingatan lama
Kapan logika akan berkembang?
Biar jiwa semakin lenyap
Asalkan logika menyempurnakan hidup
Bukan sebaliknya

Aku masih tetap sama
Aku yang adalah aku
Dalam raga yang sama
Namun aku bukan lagi aku
Sebab jiwaku musnah
Logikaku bertambah-tambah

-07Juni14-
Nangbidok

0 Tinta Waktu-ku Habis

Banyak cerita yang kubaca dari karya para maestro dunia. Tapi tak satupun sama dengan apa yang sedang kutulis. Tulisanku berbeda rasa dari semuanya yang pernah ada. Sebab dia juga tak ada selain hanya dia.
Telalu lama aku bermain-main dalam labirin itu kemarin, hingga tulisanku terabaikan. Sesuangguhnya aku sedang menulis dengan tinta waktu kemarin itu. Tawa canda di bulan Mei adalah tawa canda terenyah buatku. Karena ada dia yang menemaniku memapah langkahku yang nyatanya benar berat untuk kulewati sendiri.
Sekarang tinta waktuku bersamanya telah habis. Aku kembali pada realita, bahwa aku membutuhkan tinta hitam dan mulai kembali menulis di selembar kertas usang. Sayang, seandainya dia di sini menemaniku menulis. Mungkin aku tak butuh kertas-kertas ini.
Seandainya dia dapat membaca kisahku kini, kuharap senyumannya tak luntur dari sempurna indah bibir mungilnya itu. Seandainya.
kerutan demi kerutan mulai tampak di dahiku, apa ide ceritaku kali ini? Ide-ide dalam otakku koma untuk beberapa saat. belum siuman total dari mati surinya kemarin. Terlalu pedih memang, tapi semua syarat-syarat alam ini harus dituntaskan.
Aku tak habis pikir dengan semua yang sempat terjadi, namun benar bahwa dia telah menjadi sumber bahagia sekaligus menjadi sumber rasa sakitku yang mendalam. Trauma, menjadi penyakit yang teramat sulit dipulihkan buatku.
Namun tak apa, tulisan ini pernah sempurna bersamanya. Hadirnya selalu membawaku ke dalam impian-impian yang mencurangi realita. Indah, terlalu indah malah.
Sekarang, biarlah aku bersama tulisanku. Bercinta di atas kertas-kertas buram' disetubuhi oleh tinta-tinta hitam. Menghasilkan anak yaitu sebuah cerita. Kisah yang pernah kutiliskan sebelumnya melalui tinta waktu, kini kembali kutorehkan dalam sebuah cerita di atas kertas buram. Tanpa resah kemudian, kuhabisi tinta hitam ini. Kembalikan ideku, kembalikan aku. Dekatkan aku pada realita, jangan curangi aku bersama dengan kesemuan indahnya. Dia indah, namun tak nyata.

0 Entah Apa Judulnya

Entah apa judulnya, akupun tak pernah tahu. Sebab ini semua tak diketahui sejak kapan berawal dan kapan pula telah berakhir. Sebuah kesalahan yang paling manis. Dosa terindah yang menyeringai masuk ke dalam kehidupanku. Dia, yang sempat mengisi hari-hariku. Dia, yang pernah dan akan selalu menjadi yang paling memahami aku. Sekalipun raga lenyap dari pandangan, jiwaku tetap menyimpan indah cintanya. Selalu, abadi.

Ini adalah sebuah lirik lagu yang pernah diciptanya buatku sebelum ia pergi ke alam realita. Menyedihkan? Ya. Mengharukan? Ya. Membahagiakan? Ya, karena aku sempat mengenalnya dan menggenggam erat tangannya. Sayang, semoga kau tenang di alam sana. Alam realita penuh dengan puja dari mereka. Sehat-sehatlah selalu, aku memelukmu dari sini.

----------------------------
Awal senyum manismu menyambutku,
ada rasa yg tak biasa mghampiri diriku,
hingga kini kau mewarnai hidupku,
selamanya kutetap milikmu.

setiap langkah yg kita lalui brsama,
menuliskan cerita yg tak pernah terduga,
hanya kau & aku yg bisa melewati semua dgn sgenap cinta.

cinta yg t'lah persatukan kita, meleburkan sgenap asa yg tak pernah kita duga bersama,
tetaplah disisiku selamanya,
krn ku hanya ingin dirimu satu sampai Dia memanggilku kembali.
------------------------------

Terimakasih untuk sebuah lagu yang indah. Yang pernah teralun dari bibir mungilmu. Terimakasih.