Tinta Waktu-ku Habis

6 Juni 2014

Banyak cerita yang kubaca dari karya para maestro dunia. Tapi tak satupun sama dengan apa yang sedang kutulis. Tulisanku berbeda rasa dari semuanya yang pernah ada. Sebab dia juga tak ada selain hanya dia.
Telalu lama aku bermain-main dalam labirin itu kemarin, hingga tulisanku terabaikan. Sesuangguhnya aku sedang menulis dengan tinta waktu kemarin itu. Tawa canda di bulan Mei adalah tawa canda terenyah buatku. Karena ada dia yang menemaniku memapah langkahku yang nyatanya benar berat untuk kulewati sendiri.
Sekarang tinta waktuku bersamanya telah habis. Aku kembali pada realita, bahwa aku membutuhkan tinta hitam dan mulai kembali menulis di selembar kertas usang. Sayang, seandainya dia di sini menemaniku menulis. Mungkin aku tak butuh kertas-kertas ini.
Seandainya dia dapat membaca kisahku kini, kuharap senyumannya tak luntur dari sempurna indah bibir mungilnya itu. Seandainya.
kerutan demi kerutan mulai tampak di dahiku, apa ide ceritaku kali ini? Ide-ide dalam otakku koma untuk beberapa saat. belum siuman total dari mati surinya kemarin. Terlalu pedih memang, tapi semua syarat-syarat alam ini harus dituntaskan.
Aku tak habis pikir dengan semua yang sempat terjadi, namun benar bahwa dia telah menjadi sumber bahagia sekaligus menjadi sumber rasa sakitku yang mendalam. Trauma, menjadi penyakit yang teramat sulit dipulihkan buatku.
Namun tak apa, tulisan ini pernah sempurna bersamanya. Hadirnya selalu membawaku ke dalam impian-impian yang mencurangi realita. Indah, terlalu indah malah.
Sekarang, biarlah aku bersama tulisanku. Bercinta di atas kertas-kertas buram' disetubuhi oleh tinta-tinta hitam. Menghasilkan anak yaitu sebuah cerita. Kisah yang pernah kutiliskan sebelumnya melalui tinta waktu, kini kembali kutorehkan dalam sebuah cerita di atas kertas buram. Tanpa resah kemudian, kuhabisi tinta hitam ini. Kembalikan ideku, kembalikan aku. Dekatkan aku pada realita, jangan curangi aku bersama dengan kesemuan indahnya. Dia indah, namun tak nyata.

0 tinggalkan komentar:

Posting Komentar