Rasa Rindu

29 Juli 2014
Apa kabar kamu yang dulu sempat menjejak di hatiku? Sudah berdamaikah kamu dengan seluruh dimensi alam dan waktu? Sesuatu yang ingin kuungkap adalah bahwa aku merindumu.
Di sini, sesekali aku masih berharap dapat berkelakar denganmu. Sekalipun semu, bayanganmu itu obat rindu. Senyum itu. Senyum itu yang dulu pernah menjadi antibiotik kala ku pilu.
Seandainya mesin waktu dapat kucuri dari para penduduk bawah tanah, akan kutelusuri masa-masa dahulu. Bilakah ku dapat kembali menggenggam lembut jari-jemarimu? Bilakah ku dapat merasakan hangat nafasmu? Bilakah kudapat mencium wewangian khas dari tubuhmu?
Sesekali aku merindumu. Sesekali aku menangis haru. Sesak aku di sudut waktu. Aku terbawa arus, jauh semakin menjauhimu. Di mana lagi kita akan bertemu?
Waktu tak berujung. Alam tak berbatas. Masa lalu jua takkan pernah lenyap. Pun kamu, akan abadi di sana. Di waktu yang tak berujung. Di alam yang tak berbatas. Di sana, rumahmu. Masa laluku. Di sana, tempatmu. Rasa rindu.
Oleh: putri (nangbidok)
Medan-290714

0 tinggalkan komentar:

Posting Komentar