Sepi.

18 Januari 2015

Pernahkah kalian menangis tanpa alasan apapun? Saat rebah di sudut kegelisahan, merenung tanpa arti, diam, lalu terisak. Aku tertawan di sana, kini. Menangisi sesuatu yang entah apa, akupun tak mengetahuinya secara pasti. Berawal hanya membungkam, kemudian aliran titik-titik air meluncur di pipiku, dan semakin terisak. Tangisanku semakin menjadi seiring semakin kosongnya hati dan pikiranku. Jiwaku seperti hampa. Aku menangis dan semakin larut dalam kesedihan. Kesedihan apa? Entahlah, sudah kukatakan aku ta tahu.

Sepi. Suasana yang kurasakan kini ialah sepi. Sekalipun hiruk pikuk ibu kota menjerit-jerit dengan berbagai kesibukannya. Aku tak terusik sedikitpun, aku masih merasa sangat sepi. Kapan tangisanku akan terhenti? Bagaimana mungkin aku tahu, aku saja tak mendapatkan alasan mengapa aku menangis. Yang kutahu saat ini aku semakin menikmati rasa ini, tangisan ini.

Bukan karena sendiri seseorang merasa sepi, yang ramai dan bersahabat seperti aku pun patut merasakan rasa sepi. Inilah hidup. Hidup terlalu rumit untuk dipahami. Ada banyak sahabat, ada banyak teman dan jaringan kerabat, tapi kesepian ini semakin menjadi setiap harinya. Belajar tegar dari kegetiran yang juga mencuri secuil demi secuil harapan hidupku.

Jika aku dapat mengalahkan diriku sendiri untuk tak membiarkan kecemasan dan rasa sepi masuk, aku mumgkin tak kan padam seperti bara yang mulai dingin. Hanya akan ada asap dan arang. Lalu sisanya akan berubah menjadi debu yang musnah tertiup angin.
Rasa sepi, sungguh menyiksa. Airmata pun tak mampu membasuh rasa yang mengerikan itu. Tangisan ini. Tangisan ini seperti sebuah ketololan stadium akhir.

Lalu, kemana harus kucari jalan keluar untuk masalah ini? Untuk asalah yang sebenarnya bukan masalah. Untuk tangisan yang tak jelas asal-usulnya. Kemana? Hanya waktu yang mampu menjawab, begitu kalimat yang selalu keluar dari mulut para manusia yang sok bijak. Dan kini, aku hanya bisa menikmati rasa. Rasa yang sarat makna. Abstrak. Sepi. Getir. Dengan isak tangis yang tak terbendung oleh apapun lagi. Aku bersama dengan diriku.

0 tinggalkan komentar:

Posting Komentar