Rajutan Kata Itu, Menghangatkanku

3 Februari 2013
"Jadikan ketakutanmu menjadi tantangan untuk maju!"
-----------------------------------------------------
Rajutan kata-kata itu kembali menghangatkan asaku yang semakin dingin.
Aku tak paham akan apa yang menjadi sasaran cerita hidupku.
Aku sering mengambil waktu meisahkan diri dari keramaian dan mendiami ruang gelap untuk merenung.
Sebenarnya kenapa dan untuk apa aku ada di dunia yang fana ini.
Belum kudapati jawaban itu.
Sepertinya hidup yah memang harus bergulir saja.
Tak perduli apakah aku siap atau tidak dengan perubahan dari waktu-waktu yang berjalan.
Terlalu cepat!
Singkat!
Saat sekali waktu, kupandangi opungku yang sedang tertidur.
Kupandangi mereka inci demi inci.
Keriput menghiasi tubuh mereka.
Kelemahan dan keterbatasan membalut mereka kini.
Aku takuuuuuttt...
Seperti waktu akan segera menjemput mereka.
Aku merasa sangat getir...
Tak siap untuk menghadapi kenyataan yang benar-benar nyata.
Mungkin selama ini aku hanya pura-pura tak acuh dengan segala kebenaran itu.
Perubahan ternyata benar-benar ada!
Hal yang sama kulakukan kepada orang tuaku.
Saat mereka sedang tidur,
kupandangi mereka dengan detilnya.
Semua berubah.
Mereka benar-benar akan tua!
Ya...waktu menelan segala kekuatan mereka di masa muda.
Tapi, apa yang sudah kulakukan???
Apa yang telah kuberikan bagi mereka???
Seketika itu juga kepalaku panas.
Dadaku sesak dan miris.
Jantungku berdetak dengan sangat cepat.
Airmata menjadi jawaban.
Tak ada yang kulakukan.
Belum...
Belum ada...
Lantas, sempatkah usia mereka menanti saat itu tiba?
Saat aku akan tampil menjadi cahaya,
Dan menerangi mereka saat mereka tak mampu lagi melihat.
Sempatkah mereka melihatku menjadi sesuatu yang mereka harapkan?
Aku terdiam.
Tertunduk.
Malu.
Takut.
Gusar.
Ntahlah,
Lagi-lagi target!
Target mengejar-ngejar ku.
Aku takut tergilas dengan waktu.
Aku takut tak mampu!
Takut gagal.
Aku takut menjalani ini semua.
Panggung kehidupan memaksaku untuk bergegas.
Bergegas memaikan peran yang rumit.
Dapatkah aku menjiwai peran ini dengan baik?
Kembali,
Ketakutan menjadi musuh.
Ketakutanku memberatkan langkahku.
Aku gemetar.
Semoga saja...
Semangatku akan rajutn kata-kata semalam
tak hanya sekedar perasaan yang suam-suam kuku
Aku kembali.
Fokus.
Oleh sebait doa yang seseorang lantunkan untukku.
Dia saja yakin,
masakan aku tidak?
Aku harus!

0 tinggalkan komentar:

Posting Komentar